Penyandang disabilitas mempunyai hak, kewajiban, kesempatan, kedudukan, dan peran yang sama dalam kehidupan sosialnya sebagai bagian dari masyarakat Indonesia. Bagi penyandang disabilitas, menjadi mandiri adalah suatu keinginan. Untuk menjadi mandiri membutuhkan terapi dan rehabilitasi khusus sesuai dengan kebutuhannya.
Sebagai penyandang disabilitas juga ingin memperoleh perlakuan seperti orang lainnya menjadi individu dan makhluk sosial. Untuk mewujudkannya maka dibutuhkan pelayanan umum yang mudah dalam mengaksesnya agar dapat mendukung semua aktivitasnya sesuai dengan kemampuan. Saat ini masih banyak masyarakat yang memandang sebelah mata pada penyandang disabilitas, terutama kemampuannya. Meskipun memiliki kondisi fisik yang berbeda, penyandang disabilitas masih dapat beraktivitas dan melakukan fungsi sosialnya dalam masyarakat.
Cukup banyak permasalahan bagi penyandang disabilitas untuk melakukan fungsi sosialnya. Antara lain yaitu fasilitas umum yang mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari kurang memadai dan informasi rehabilitasi yang kurang. Selain itu, akses mendapatkan pekerjaan bagi yang memiliki disabilitas fisik sangat kurang.
Contents
Permasalahan sebagai Penyandang Disabilitas
Sebagai makhluk sosial, seorang penyandang disabilitas juga seperti individu lainnya. Namun umumnya, pandangan dari masyarakat, keluarga, dan individu terhadap penyandang disabilitas tidak sama. Sehingga hal tersebut menjadi permasalahan yang mendasar bagi penyandang disabilitas.
Permasalahan yang sering timbul terdiri dari permasalahan internal dan permasalahan eksternal. Permasalahan internal lebih menjurus pada kondisi diri sendiri, sedangkan permasalahan eksternal tentang hubungannya dengan orang lain. Yang termasuk permasalahan internal yaitu kondisi fisik, mental, pendidikan, ekonomi, dan penampilan peranan sosial.
Kondisi Fisik
Bagi penyandang disabilitas, terutama pada fungsi bagian tubuh, tentu saja terdapat permasalahan untuk kondisi fisiknya. Kondisi fisik yang berbeda tersebut berpengaruh pada kemampuannya untuk melakukan gerakan atau aktivitas tertentu yang berhubungan dengan kegiatan hidupnya sehari-hari.
Kondisi Mental
Penyandang disabilitas yang memiliki kekurangan, pada umumnya akan merasa rendah diri, terutama saat bergaul dengan masyarakat sekitarnya. Tetapi ada pula yang justru merasa harga dirinya menjadi berlebihan dan jiwanya menjadi agresif. Penyandang disabilitas tersebut menjadi lebih mudah tersinggung, labil, pesimis, dan sulit ketika harus mengambil keputusan. Kondisi mental, baik yang rendah diri atau berlebihan akan merugikan bagi penyandang disabilitas. Alasannya karena berpengaruh pada hubungannya dengan manusia lainnya, terutama dalam fungsinya sebagai makhluk sosial.
Permasalahan Pendidikan
Kondisi fisik yang berbeda sering menyebabkan kesulitan, terutama di usia sekolah. Penyandang disabilitas tersebut membutuhkan perhatian yang khusus dari pihak keluarga dan sekolah. Mereka juga membutuhkan fasilitas khusus untuk melancarkan haknya dalam memperoleh pendidikan. Saat ini masih ada, penerapan inklusifitas yang tidak sesuai di dunia pendidikan.
Permasalahan Ekonomi
Disabilitas fisik yang berpengaruh pada kemampuan untuk bekerja dan menghasilkan pendapatan menyebabkan masalah ekonomi. Umumnya, penyandang disabilitas mempunyai tingkat produktivitas yang rendah akibat gangguan pada fungsi gerak dan kejiwaannya. Sehingga hal tersebut kadang menghambat kemampuannya, termasuk saat melakukan fungsi sosialnya.
Permasalahan pada Penampilan Peranan Sosial
Peranan seorang penyandang disabilitas pada hubungannya dengan orang lain, interaksi sosial dalam masyarakat, dan partisipasinya pada lingkungan sering kurang. Sehingga, kondisi tersebut menjadi ketidakmampuan bagi penyandang disabilitas untuk berperan pada lingkungan sosialnya.
Permasalahan Keluarga
Berdasarkan penelitian, banyak keluarga yang mengalami affiliate stigma, yaitu rasa malu atau rendah diri karena memiliki anggota keluarga dengan disabilitas. Stigma ini seringkali mendorong keluarga untuk menyembunyikan anggota yang mengalami disabilitas agar terhindar dari penilaian negatif masyarakat. Keluarga yang merasakan beban merawat sering lebih rentan terhadap stigma ini, dan rasa malu terkait dengan perilaku yang menantang dari anggota keluarga dengan disabilitas dapat memperparah perasaan terisolasi dan tekanan sosial yang dirasakan. Kondisi tersebut akan mengakibatkan perkembangan kemampuan dan kepribadiannya tidak tumbuh dengan baik. Akibat yang selanjutnya, justru membuat penyandang disabilitas menjadi beban bagi keluarganya. Padahal fungsi keluarga seharusnya sebagai pelindung bagi anggota keluarga yang mengalami ketidaksempurnaan agar merasa aman dan nyaman. Sehingga adanya persatuan orang tua penyandang disabilitas menjadi wadah sosialisasi agar dapat menangani secara optimal dan melatihnya lebih mandiri.
Permasalahan Masyarakat
Individu yang tidak bisa mandiri dan selalu membutuhkan pertolongan dari orang lain kerap dianggap sebagai beban dalam masyarakat. Bahkan banyak masyarakat yang terganggu atas kehadirannya. Menurut masyarakat dari segi ekonomi, seseorang dengan kecacatan yang tidak mandiri mengalami kerugian, yaitu seorang yang produktif berkurang dan menambah seorang yang konsumtif. Kebanyakan masyarakat sering meragukan kemampuan dari individu penyandang disabilitas dan partisipasinya dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Akibatnya, kesempatan baginya untuk bekerja menjadi berkurang. Begitu pula organisasi sosial untuk individu penyandang disabilitas masih sangat kurang. Fasilitas dan akses untuk penyandang disabilitas sangat terbatas. Masyarakat perlu edukasi untuk memperlakukan penyandang disabilitas dengan baik dan melibatkannya dalam organisasi kemasyarakatan atau sosial. Sehingga, penyandang disabilitas dapat memberikan partisipasinya dalam masyarakat sesuai dengan kemampuannya.
Ketersediaan Pelayanan Umum
Penyandang disabilitas yang memiliki keterbatasan fungsi gerak membutuhkan pelayanan, akses, dan rehabilitasi sosial memadai sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Tujuannya agar penyandang disabilitas dapat melakukan fungsi dan aktivitasnya secara wajar dan mandiri. Ketersediaan sarana umum, seperti pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, perkantoran, bank, terminal, tempat rekreasi, dan semua fasilitas umum sebaiknya menyediakan sarana yang inklusif.
Kesimpulan
Tidak terkecuali, siapapun juga membutuhkan pelayanan sosial sebagai seorang individu yang hidup dalam anggota keluarga dan masyarakat. Kebutuhan penyandang disabilitas adalah sebagai individu dan makhluk sosial. Kebutuhan sebagai individu yaitu mendapatkan penerimaan, pengakuan, dan kasih sayang. Meskipun penyandang disabilitas mempunyai banyak hambatan untuk melakukan aktivitasnya, namun memiliki kemampuan tertentu. Penyandang disabilitas juga mempunyai perkembangan emosional yang sama seperti orang lainnya. Sedangkan sebagai makhluk sosial karena membutuhkan orang lain untuk kelangsungan hidupnya. Terutama dalam mendapatkan kasih sayang dan rasa aman. Meskipun mempunyai keterbatasan, namun penyandang disabilitas seperti orang lainnya sebagai masyarakat yang menjadi status sosialnya.
Penyandang disabilitas mempunyai peranan yang sama dalam masyarakat sebagai salah satu fungsi sosialnya. Masyarakat dan pemerintah hendaknya memberikan fasilitas dan kesempatan yang inklusif untuk seluruh masyarakat untuk berpartisipasi sebagai makhluk sosial.