Tuli adalah hambatan pendengaran yang bisa terjadi akibat berbagai penyebab, baik genetika maupun non-genetika. Tuli merupakan bagian dari disabilitas sensorik karena mempengaruhi alat pendengaran. Berikut ini adalah penjelasan lebih detail mengenai jenis Tuli dan penyebabnya.

Mengapa Orang Menjadi Tuli?

Ketulian adalah gangguan yang terjadi pada kemampuan pendengaran seseorang. Penyebabnya bisa karena pecahnya gendang telinga akibat kecelakaan, dampak dari pekerjaan di lingkungan yang bising, atau karena gendang telinga yang kurang sempurna sejak lahir. Ada dua faktor utama yang menyebabkan seseorang menjadi Tuli: faktor genetika dan faktor non-genetika.

  • Faktor Genetika: Tuli karena genetika biasanya menyebabkan tuli sejak lahir.
  • Faktor Non-Genetika: Tuli akibat faktor non-genetika bisa disebabkan oleh kecelakaan, dampak pekerjaan di lingkungan bising, atau kebiasaan sehari-hari yang merusak selaput gendang telinga, seperti berenang secara intensif.

Karena faktor-faktor tersebut, ada berbagai jenis disabilitas Tuli, yang dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya dan tingkat keparahannya.

Tuli sebagai Bagian dari Disabilitas Sensorik

Mengenal jenis disabilitas Tuli

Tuli adalah gangguan fisik yang merujuk pada ketidakmampuan mendengar akibat gangguan pada alat pendengaran. Penyebabnya bisa karena kecelakaan, dampak pekerjaan, atau bawaan sejak lahir. Meskipun disabilitas ini berfokus pada satu fungsi, yaitu pendengaran, derajat keparahannya bisa bervariasi. Ada yang sangat parah dan ada yang masih bisa mendengar dengan bantuan alat bantu dengar.

Derajat Kemampuan Mendengar

Penyandang tuli memiliki kemampuan mendengar yang bervariasi. Ada yang masih memiliki sisa pendengaran, dan ada juga yang tidak dapat mendengar sama sekali. Cara komunikasi pun juga bervariasi. Ada yang mengandalkan kemampuan berbahasa isyarat, atau membaca gestur dan gerakan tubuh, hingga melalui tulisan dan berbicara secara verbal.

Derajat kemampuan mendengar penyandang Tuli diukur menggunakan audiometer dalam satuan desibel (dB), yang mengukur tingkat kebisingan atau suara yang tertangkap oleh gendang telinga. Berikut adalah klasifikasi berdasarkan kemampuan mendengar:

  1. Tuli sangat ringan: Kemampuan mendengar antara 5 – 25 dB.
  2. Tuli sedang: Kemampuan mendengar antara 26 – 50 dB.
  3. Tuli berat: Kemampuan mendengar antara 51 – 75 dB.
  4. Tuli sangat berat: Kemampuan mendengar lebih dari 75 dB.

Jenis Disabilitas Tuli

Murni Winarsih, seorang pemerhati disabilitas, menyebutkan bahwa jenis Tuli dibedakan atas dua:

  1. Tuli (Deaf): Penyandang ini biasanya tidak memiliki kemampuan mendengar sama sekali.
  2. Kurang dengar (Hard of Hearing): Penyandang kurang dengar masih memiliki sisa pendengaran yang bisa digunakan dengan alat bantu dengar.

Kesimpulan

Jenis disabilitas ini dapat dibedakan berdasarkan faktor penyebabnya (genetika atau non-genetika), kemampuan mendengarnya, dan derajat keparahannya. Penyandang Tuli membutuhkan dukungan dan alat bantu untuk berkomunikasi dan menjalani kehidupan sehari-hari secara optimal. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang jenis disabilitas ini, diharapkan masyarakat dapat lebih inklusif dan mendukung penyandang Tuli dalam berbagai aspek kehidupan.

Sebagai tambahan informasi, kita berkolaborasi dengan KemenkopUKM RI dalam mengadakan acara ParaPreneur Day 2024. Mari bergabung dalam perayaan Hari Bahasa Isyarat Internasional khusus untuk Disabilitas Tuli! Apabila Anda ingin mengembangkan usaha dan tinggal di Jabodetabek, jangan lewatkan kesempatan ini pada 23 September!