Bahasa Isyarat Bisindo merupakan salah satu bahasa isyarat yang digunakan di Indonesia. Bahasa isyarat ini banyak digunakan oleh kalangan atau komunitas disabilitas, terutama oleh penyandang tuli.
Seseorang yang mengalami gangguan dalam fungsi indera tertentu sering disebut sebagai penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas bisa mengalami gangguan pada pendengaran (tuli) atau pada kemampuan berbicara (tuna wicara).
Meskipun sebagai penyandang disabilitas tuli, seseorang tetap dapat berkomunikasi dengan yang lain menggunakan bahasa isyarat. Setiap orang adalah makhluk sosial yang tetap butuh untuk berkomunikasi atau berhubungan satu sama lain, termasuk menggunakan bahasa isyarat.
Contents
Pengertian
Bahasa Isyarat Bisindo adalah bahasa komunikasi yang penting antara komunitas penyandang disabilitas tunggal dan ganda, misalnya penyandang tuli dan bisu, atau hanya penyandang tuli saja.
Khusus bagi penyandang tuli, Bisindo sering digunakan sebagai bahasa ibu selain bahasa Indonesia, karena cukup populer dan berkembang berkat seringnya digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Berbeda dengan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia). Bisindo lebih familiar digunakan oleh komunitas disabilitas secara alami, sementara SIBI perlu dipelajari lebih dulu untuk bisa digunakan.
Keutamaan dan Kelemahan
Bisindo memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya lebih mudah diterima oleh banyak kalangan. Pertama, Bisindo cukup familiar karena berasal dari bahasa Indonesia dan berkembang secara alami di komunitas tuli. Kedua, bahasa ini bisa berfungsi sebagai alat komunikasi utama tanpa harus bergantung pada alat bantu dengar. Dan ketiga, siapa saja bisa mempelajarinya—tidak hanya penyandang disabilitas, tetapi juga keluarga, pendidik, maupun masyarakat umum.
Namun perlu dipahami, meskipun Bisindo bisa menggantikan alat bantu dengar dalam hal komunikasi, fungsinya tetap tidak bisa menyamai indera pendengaran. Sebab, bahasa isyarat disampaikan melalui gerakan tangan, ekspresi wajah, dan gerak tubuh, bukan melalui bunyi.
Perbedaan Bisindo dan SIBI
Meski sama-sama digunakan oleh komunitas tuli, Bisindo dan SIBI memiliki perbedaan yang cukup mendasar. Bisindo bisa digunakan oleh siapa saja, baik penyandang disabilitas maupun orang tipikal. Sementara itu, SIBI umumnya digunakan antar penyandang tuli yang telah terbiasa dengan sistem isyarat formal.
Bisindo disampaikan secara alami dengan gerakan tangan dan ekspresi tubuh. Sedangkan SIBI menggunakan sistem isyarat yang lebih kaku, seperti jari-jari dan formasi tangan yang menyerupai huruf.
Dari segi kosakata, Bisindo juga lebih kaya karena menyerap langsung dari bahasa Indonesia dalam bentuk yang lebih fleksibel dan mudah diterapkan dalam percakapan sehari-hari.
Lembaga Pendidikan Bahasa Isyarat
Setiap bahasa komunikasi baru perlu dipelajari lebih dulu, termasuk bahasa isyarat. Di Indonesia, bahasa isyarat yang telah berkembang di antara komunitas disabilitas adalah Bisindo.
Sebelum bisa menerapkan Bisindo dalam kehidupan sehari-hari, orang yang belum familiar dengan bahasa isyarat ini perlu mempelajarinya terlebih dulu. Ada lembaga yang khusus menangani pelatihan bahasa isyarat, selain Sekolah Luar Biasa (SLB) yang secara formal mengajarkan bahasa isyarat bagi penyandang disabilitas.
Pelatihan bahasa isyarat pun bukan hanya untuk kalangan disabilitas, tetapi juga terbuka untuk orang tipikal yang ingin menguasainya, seperti keluarga penyandang disabilitas atau pengajar khusus. Kini, pelatihan semacam ini juga mulai difasilitasi oleh berbagai platform pemberdayaan disabilitas, salah satunya adalah Parakerja, yang turut membuka akses pelatihan keterampilan komunikasi untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif.
Fungsi Bahasa Isyarat Bisindo
Beberapa fungsinya antara lain sebagai berikut:
- Alat komunikasi antara penyandang disabilitas dan dengan orang tipikal.
- Alat untuk menyampaikan ide dan gagasan.
- Jembatan informasi yang valid melalui percakapan isyarat.
- Simbol pemersatu di kalangan komunitas penyandang disabilitas.
- Alat bagi orang tipikal untuk memahami perasaan atau keinginan penyandang disabilitas.
- Meringankan tantangan hidup, beban, dan kendala yang dihadapi penyandang disabilitas.
Pada intinya, penyandang disabilitas fisik tetaplah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang lain. Bahasa isyarat sangat penting untuk keperluan ini, sehingga peran dan fungsi bahasa isyarat menjadi sangat jelas.
Itulah peran dan fungsi bahasa isyarat Bisindo yang telah berkembang pesat di Indonesia dan populer digunakan oleh berbagai komunitas disabilitas.