Program CSR Inklusif

Program CSR inklusif adalah komitmen perusahaan untuk memberikan manfaat yang luas kepada masyarakat melalui praktik bisnis yang etis. Karena bersifat inklusif, perusahaan perlu mengakui keanekaragaman budaya dan kondisi masyarakat setempat. Dengan demikian, semua lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas, dapat merasakan manfaat dari program CSR ini.

Menurut WHO, angka penyandang disabilitas di Indonesia mencapai sekitar 10% dari total jumlah penduduk. Meski persentase tersebut besar, terutama di Asia Tenggara, penyandang disabilitas tetap tergolong sebagai kelompok minoritas.

Menjalani hidup sebagai penyandang disabilitas bukanlah hal mudah. Stigma dan pelabelan negatif kerap memupuskan harapan mereka untuk berkembang. Padahal, mereka memiliki potensi dan peran penting, hanya saja kesempatan dan akses untuk aktualisasi diri masih terbatas.

Untungnya, kini semakin banyak perusahaan besar yang peduli terhadap kebutuhan kelompok minoritas ini. Melalui program CSR inklusif, penyandang disabilitas mulai mendapatkan perhatian, sehingga mereka dapat merasakan manfaat dari berbagai inisiatif tersebut.

Bagusnya lagi, program CSR inklusif tidak hanya berupa donasi tunai, tetapi juga pemberdayaan berkelanjutan. Tujuannya agar potensi diri penyandang disabilitas dapat tersalurkan dengan benar dan membantu mereka mandiri meskipun dengan keterbatasan yang ada.

Berikut adalah contoh praktik CSR inklusif dalam berbagai aspek kehidupan.

Aspek Kesehatan

Di bidang kesehatan, program CSR inklusif bisa berupa pembangunan puskesmas, posyandu, atau peningkatan fasilitas kesehatan yang ada. Beberapa perusahaan juga memberikan pelayanan kesehatan gratis seperti vaksinasi, khitan, dan operasi katarak.

Pemberian alat bantu atau prostetik bagi penyandang disabilitas adalah bentuk kepedulian perusahaan. Misalnya, PT. Pegadaian belum lama ini memberikan bantuan kaki dan tangan buatan kepada beberapa penyandang disabilitas terpilih. Bantuan ini tidak hanya memudahkan mobilitas, tetapi juga membangun rasa percaya diri mereka untuk bersosialisasi.

Aspek Lingkungan

Implementasi CSR di bidang lingkungan sangat penting bagi keberlanjutan alam. Program ini bisa meliputi penanaman bibit pohon, konservasi, pengelolaan sampah, dan pemanfaatan lahan potensial.

Perusahaan migas “Chevron” pernah mengajak penyandang disabilitas dan wanita usia produktif dalam program bank sampah. Kegiatan ini melibatkan pemilahan limbah rumah tangga dan mendaur ulang limbah non-organik menjadi produk bernilai ekonomi, seperti tikar, tas, dan pajangan hias. Produk-produk ini kemudian bisa dijual, memberikan pendapatan bagi pengrajin.

Aspek Pendidikan

Bantuan pendidikan adalah bentuk CSR yang paling sering dilakukan perusahaan di Indonesia, karena sasarannya luas dan banyak orang yang membutuhkan, terutama kelompok disabilitas.

Pendidikan adalah modal penting untuk mencapai cita-cita. Sayangnya, biaya pendidikan yang tinggi membuat beberapa orang harus mengesampingkan pendidikan. Hal ini juga dialami oleh penyandang disabilitas yang sebagian besar berasal dari keluarga dengan ekonomi lemah dan terbatasnya akses ke sekolah inklusif atau SLB.

Untuk itu, banyak perusahaan yang membuat program CSR pendidikan yang inklusif, misalnya melalui pemberian beasiswa, pembangunan gedung sekolah, atau membentuk kelompok belajar non-formal untuk mengasah soft skills penyandang disabilitas.

Aspek Pemberdayaan Masyarakat

Program CSR inklusif juga bisa diarahkan ke pemberdayaan masyarakat. Perusahaan memberikan modal usaha bagi masyarakat dengan ekonomi lemah atau keterbatasan fisik sehingga mereka bisa memulai usaha yang menghasilkan pendapatan.

Program pemberdayaan ini bisa juga berupa pelatihan kewirausahaan untuk mendidik masyarakat tentang usaha mandiri dan membangun mental berbisnis. Dengan pengetahuan dan modal usaha, diharapkan kesejahteraan hidup masyarakat ekonomi lemah dan penyandang disabilitas dapat meningkat, bahkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru. Parakerja siap berkolaborasi dengan semua pihak baik perusahaan swasta, pemerintah, hingga NGO untuk membuat program CSR inklusi yang lebih tepat sasaran.