Manfaat Fisioterapi untuk Penyandang Tunanetra

Menjalani keseharian sebagai penyandang disabilitas penglihatan tentu memiliki tantangan tersendiri. Kemampuan penglihatan yang terbatas, atau bahkan hilang sepenuhnya, dapat berdampak besar terhadap kualitas hidup seseorang. Mereka pun berisiko kehilangan berbagai kesempatan untuk berbaur dan berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari.

Sayangnya, tidak semua gangguan penglihatan dapat dipulihkan, bahkan dengan prosedur medis yang paling canggih sekalipun. Menurut laporan WHO pada Hari Penglihatan Sedunia 2019, sekitar 1,1 miliar orang di seluruh dunia hidup dengan gangguan penglihatan, mulai dari keterbatasan penglihatan hingga kebutaan total.

Kabar baiknya, melakukan fisioterapi secara terjadwal mampu memperbaiki kualitas hidup penyandang tunanetra. Meski fisioterapi tidak bisa mengembalikan fungsi mata untuk melihat, namun terapi ini membantu mempersiapkan fisik dan mental penyandang disabilitas mata dalam menjalani aktivitas. Sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan hidup. Serta menjadi subjek yang lebih mandiri dan tidak tersisih hanya karena keterbatasan yang dimiliki.  

6 Manfaat Fisioterapi Untuk Penyandang Disabilitas Mata

Manfaat fisioterapi akan dirasakan sendiri oleh penyandang tunanetra yang melakukannya secara terjadwal, berkelanjutan, serta di bawah arahan terapis profesional. Beberapa manfaat dari fisioterapi antara lain:

Mengurangi Risiko Jatuh pada Penyandang Disabilitas Penglihatan

Selain sebagai indera penglihatan, mata juga “navigator” yang mengarahkan kita pada tempat-tempat yang aman untuk dilewati. Itu mengapa orang dengan keterbatasan melihat cenderung lebih mudah terjatuh dan mengalami cedera. Risiko tersebut tak ayal menumbuhkan rasa takut berjalan sendirian. 

Program fisioterapi untuk penyandang disabilitas penglihatan mencakup latihan keseimbangan, koordinasi tubuh, serta peningkatan kepekaan indera lainnya. Dengan begitu kemungkinan terjatuh dan cedera saat berjalan semakin rendah. Penyandang gangguan mata dapat bergerak lebih leluasa walau kondisi penglihatannya sangat terbatas dan tak didampingi sekalipun. 

Melatih Mobilitas dengan dan atau Tanpa Alat

Kemampuan berjalan seseorang dengan gangguan mata serius tidak sama dengan yang bukan disabilitas mata. Sekalipun kedua kaki dapat berfungsi dengan baik, namun gaya dan kecepatan berjalan mungkin akan mengganggu mobilitas. 

Untuk itu, individu-individu yang mengalami gangguan mata permanen perlu banyak berlatih bagaimana gaya dan ritem berjalan yang aman, keseimbangan tubuh, dan cara menggunakan tongkat.

Fisioterapi juga melatih kesadaran spasial dan propriosepsi individu disabilitas agar berkembang sesuai kebutuhan. Ketajaman kesadaran spasial dan propriosepsi sangat penting bagi individu dengan kemampuan melihat di bawah rata-rata. Kedua hal tersebut berguna untuk mengetahui posisi tubuh, posisi benda-benda sekitar, dan gerakan dan gerakan tanpa petunjuk visual. 

Membantu Mengelola dan Mengurangi Rasa Nyeri

Beberapa penyandang tunanetra dapat mengalami rasa nyeri yang mengganggu pada bagian tubuh tertentu. Rasa nyeri ini memang tidak berpusat di mata secara langsung, akan tetapi gangguan penglihatan sangat bisa memunculkan masalah muskuloskeletal sekunder.

Muskuloskeletal sekunder itu sendiri timbul akibat gaya berjalan, perubahan postur tubuh, maupun gerakan-gerakan tertentu di luar kebiasaan pada umumnya. Rasa nyeri bersifat menetap. 

Hanya saja derajat keparahannya tergantung bagaimana cara mengelola rasa nyeri tersebut. Tanpa penanganan yang tepat, nyeri bisa bertambah parah dan memicu keluhan baru di luar masalah penglihatan.

Fisioterapi bermanfaat untuk mengatasi rasa nyeri yang dirasakan oleh tunanetra melalui terapi termal, terapi ultrasound, terapi laser, terapi perenggangan, TENS, dan lain sebagainya. Melalui terapi-terapi tersebut, intensitas nyeri dapat berkurang secara signifikan. Nyeri yang terkelola dengan baik membuat para tunanetra merasa lebih nyaman dalam menjalani aktivitas keseharian. 

Mendorong Terbentuknya Kemandirian

Masih banyak masyarakat yang memandang penyandang disabilitas sebagai individu yang tidak berdaya. Tidak mampu berkontribusi untuk apapun bahkan untuk menolong dirinya sendiri. Di sisi lain rasa kasihan yang berlebihan juga tidak memberi manfaat untuk tumbuh kembang mereka sebagai individu di lingkungan terkecil (keluarga) sekalipun. Sementara itu, secara wajar kualitas hidup seseorang turut dipengaruhi oleh kemandiriannya. 

Walau memiliki keterbatasan dalam penglihatan, namun penyandang tunanetra bukan berarti tidak dapat membangun kemandirian sama sekali. Pada awalnya memang tampak sulit. Tetapi fisioterapi mengajarkan sejumlah teknik dan alat bantu agar tunanetra mampu menjadi pribadi yang mandiri. 

Menjaga Kesehatan Mental dan Emosional

Fisioterapi bukan sekadar latihan fisik untuk mengoptimalkan potensi diri penyandang disabilitas, agar tetap mampu beraktivitas meski memiliki keterbatasan fisik. Lebih daripada itu, fisioterapi mencakup latihan relaksasi untuk menjaga kesehatan mental dan emosional penyandang disabilitas. 

Kita sepakat bahwa terlahir sebagai penyandang disabilitas tentu membawa beban batin tersendiri. Tak semua orang dapat menerima kondisi tersebut, bahkan oleh diri sendiri. Stigma negatif turut memperberat beban yang harus ditanggung oleh penyandang disabilitas. Bermula dari semua itulah muncullah beban pikiran yang berujung pada stres. 

Seseorang yang mengalami stres akan sulit produktif dan bersosialisasi. Sebab itulah penyandang disabilitas sangat memerlukan terapi relaksasi agar pikiran dan suasana kebatinannya menjadi lebih baik. Sehingga mereka tetap percaya diri dengan kondisi yang ada, serta memiliki harapan yang lebih baik ke depannya. 

Mempercepat Pemulihan Pasca Operasi

Beberapa kasus gangguan mata dapat ditolong melalui tindakan pembedahan. Contohnya, katarak dan cedera mata akibat kecelakaan. Hanya saja proses pemulihannya cukup memakan waktu. Itu pun pasca operasi kualitas penglihatan biasanya belum terlalu sempurna. 

Dalam beberapa kasus, pasien gangguan penglihatan pasca operasi dapat dirujuk ke fisioterapi untuk mendukung pemulihan. Sebab, fisioterapi turut andil dalam mempercepat proses pemulihan fisik dan mental pasca operasi. 

Beragam manfaat dari fisioterapi dapat dirasakan oleh penyandang disabilitas penglihatan. Jangan ragu untuk melakukannya karena fisioterapi merupakan salah satu ikhtiar meningkatkan kualitas hidup sebagai penyandang disabilitas. Dalam hal ini, Parakerja sebagai perusahaan yang fokus pada pemberdayaan disabilitas siap membantu dan berkolaborasi dan tentunya dengan pendekatan yang fokus pada solusi.