Istilah ESG mungkin belum sepenuhnya dikenal luas oleh masyarakat umum, meski di kalangan pelaku usaha dan investor, konsep ini sudah menjadi perhatian penting. Umumnya masyarakat lebih tahu tentang program CSR daripada prinsip ESG dalam perusahaan. Kurangnya pemahaman membuat ESG sering dianggap hanya berkaitan dengan pengelolaan lingkungan saja.
Padahal, ESG tidak hanya mencakup isu lingkungan, tetapi juga mencakup persoalan sosial dan tata kelola perusahaan. Akibatnya, manfaat dari pelaksanaan prinsip ESG dapat dirasakan secara kolektif, tak terkecuali untuk para penyandang disabilitas.
Contents
Aksesibilitas dan ESG Dalam Perusahaan
Pelaksanaan ESG tidak boleh mengabaikan aksesibilitas. Aksesibilitas memungkinkan terciptanya keberagaman, kesetaraan, serta pemerataan manfaat. Produk, layanan, dan informasi yang disuguhkan perusahaan tidak menyasar pada satu kelompok masyarakat tertentu saja, melainkan menyeluruh termasuk juga penyandang disabilitas di dalamnya.
Perusahaan-perusahaan besar di Indonesia secara bertahap mulai menerapkan prinsip ESG yang melibatkan semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas. Hal ini juga mendorong perusahaan lain untuk menebar manfaat yang sama.
Beberapa perusahaan besar yang menjalankan ESG dengan melibatkan kelompok rentan dan penyandang disabilitas antara lain:
Telkomsel
Sebagai sebuah perusahaan operator telekomunikasi terbesar di Indonesia–bahkan Asia–Telkomsel menyadari kegiatan usahanya tidak semata-mata berorientasi pada keuntungan. Demi bisnis berkelanjutan, Telkomsel turut bertanggung jawab atas 3 hal utama ESG yakni Environmental (lingkungan), Social (sosial/kemasyarakatan), dan Governance (tata kelola).
Pada aspek sosial, Telkomsel menerapkan ESG dengan memberdayakan tenaga kerja disabilitas. Saat banyak pihak meragukan kemampuan kerja penyandang disabilitas, Telkomsel justru memberi kesempatan bagi mereka untuk bergabung.
Sejauh ini, Telkomsel telah menyerap tenaga kerja disabilitas sebanyak 96 orang yang terdiri dari:
- 81 orang tunadaksa.
- 4 orang tuli.
- 8 orang tunanetra.
- 2 orang tunawicara.
- 1 orang tunawicara dan tuli.
Perekrutan tenaga kerja disabilitas oleh Telkomsel bukan hanya untuk memenuhi kewajiban sesuai Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, tapi juga komitmen menciptakan lingkungan kerja yang ramah dan terbuka bagi penyandang disabilitas serta semua kalangan secara setara.
Unilever
Unilever adalah salah satu perusahaan consumer goods yang sudah dikenal luas di Indonesia. Di balik segenap pencapaian Unilever, perusahaan multinasional ini berdiri sejak 1929 dan telah beroperasi di Indonesia sejak awal 1930-an, berpegang teguh pada prinsip ESG demi tercapainya pembangunan berkelanjutan di tiga aspek utama: lingkungan, sosial, tata kelola.
Salah satu bentuk ESG yang menunjukkan kepedulian terhadap keterlibatan semua kalangan ialah pemberian beasiswa untuk penyandang disabilitas terpilih. Kebijakan ini dilakukan sebagai bentuk penghapusan diskriminasi dan stigma masyarakat terhadap penyandang disabilitas.
Masih banyak masyarakat yang keliru menganggap penyandang disabilitas tidak memiliki potensi, sehingga tidak perlu mendapatkan pendidikan, terutama jika mereka berasal dari keluarga kurang mampu. Hal ini menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat pendidikan di kalangan penyandang disabilitas di Indonesia.
Unilever mengambil bagian penting dalam upaya membebaskan penyandang disabilitas dari kebodohan. Beasiswa ini diberikan agar penyandang disabilitas tidak lagi dipandang sebelah mata dan memiliki kesempatan bersaing secara adil di berbagai bidang, serta turut terlibat dalam pembangunan berkelanjutan.
Selain beasiswa, bentuk ESG Unilever pada aspek sosial adalah memastikan bahwa kantor Unilever hampir sepenuhnya ramah disabilitas. Unilever juga berupaya menciptakan lingkungan kerja yang terbuka untuk semua kalangan, termasuk mempekerjakan karyawan disabilitas dan menyediakan fasilitas kerja yang ramah disabilitas. Kantor yang telah memenuhi standar kebutuhan disabilitas bukan saja bertujuan untuk memudahkan karyawan berkebutuhan khusus, tapi juga bagian dari cara menghargai keberadaan mereka.
United Tractor
Contoh ESG juga terlihat dari program yang melibatkan penyandang disabilitas secara aktif di United Tractors, sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang alat berat, industri konstruksi, dan pertambangan.
Selama lebih dari 52 tahun perjalanan bisnisnya, perusahaan ini tidak hanya fokus pada keuntungan. United Tractors telah banyak berkontribusi bagi masyarakat sebagai bentuk pelaksanaan prinsip ESG. Namun, tidak semua kegiatannya mendapat sorotan media.
Pada tahun 2022, United Tractors menggelar acara Employee Voluntary Day sembari mengikutsertakan 50 penyandang disabilitas usia remaja beserta orangtua masing-masing. Selain berbagi kebahagiaan bersama, acara ini bermuatan edukasi tentang kesehatan reproduksi.
United Tractors memilih tema ini karena menyadari adanya keterbatasan fisik dan minimnya akses informasi kesehatan yang dialami penyandang disabilitas. Rendahnya pengetahuan tentang kesehatan tentu saja berdampak pada kesadaran menjaga kesehatan diri. Dari situlah United Tractors tergerak untuk membekali remaja-remaja disabilitas tersebut dengan informasi seputar kesehatan reproduksi.
PLN
Sebagai perusahaan BUMN, PLN juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial sebagai bagian dari penerapan prinsip ESG. Sejak pemerintah mulai mendorong program keterlibatan semua kalangan (termasuk penyandang disabilitas), PLN pun aktif mengajak mereka untuk terlibat, baik sebagai tenaga kerja maupun peserta program pembinaan. Selama tahun 2023, PLN mengalokasikan sebagian besar anggaran CSR-nya untuk kegiatan sosial di Bali, termasuk program yang menekankan keterlibatan penyandang disabilitas.
Belum lama ini PLN mengundang anak-anak berkebutuhan khusus dari Pusat Terapi Autis Pondok Kasih Puspa Bali dalam kegiatan asah kreativitas. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai wadah anak-anak dengan autisme untuk berkreasi dan berkumpul bersama. Tujuannya adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan membangun rasa kebersamaan tanpa batasan.
Program ini memang terkesan sederhana. Namun, menumbuhkan kenangan tersendiri bagi penyandang autisme bahwa keberadaan mereka dihargai.
Kesimpulan
Itulah beberapa contoh penerapan ESG oleh perusahaan-perusahaan besar di Indonesia. Meskipun banyak tantangan, pelaksanaan ESG di Indonesia sudah menunjukkan kemajuan yang berarti. Yang terpenting, agar tujuan bersama dapat tercapai, kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan untuk memastikan prinsip ESG bukan sekadar formalitas, tetapi benar-benar memberi dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang positif.