Peparpenas sebagai Wadah Atlet Muda Profesional

Peparpenas, singkatan dari Pekan Paralimpik Pelajar Nasional, adalah ajang pertandingan olahraga khusus untuk atlet pelajar penyandang disabilitas antar provinsi seluruh Indonesia. Atlet muda Indonesia yang masih berusia remaja sudah seharusnya mendapatkan pembinaan dan penyaluran bakat mereka hingga mencapai prestasi.

Ribuan atlet pelajar penyandang disabilitas berpartisipasi dalam ajang ini, yang berlangsung dengan meriah. Melalui ajang olahraga tingkat nasional ini, bibit-bibit muda pelajar dapat memperoleh pembinaan secara intensif agar menjadi atlet yang lebih profesional dan mengharumkan nama Indonesia di pentas olahraga internasional.

Keterbatasan kemampuan tidak menjadi halangan bagi penyandang disabilitas untuk meraih prestasi. Pelajar penyandang disabilitas dapat mengembangkan bakat mereka di bidang olahraga dan meraih prestasi, serta mengharumkan nama Indonesia.

Peparpenas: Jalan Menuju Atlet Disabilitas Profesional

Menjadi atlet profesional membutuhkan komitmen dan kerja keras yang tinggi. Pelajar penyandang disabilitas mempunyai hak yang sama untuk berprestasi dalam segala bidang, termasuk olahraga. Peparpenas dapat menjadi salah satu jalan bagi pelajar penyandang disabilitas yang ingin menjadi atlet dan meraih prestasi.

Awalnya, pada tahun 2003, ajang ini bernama Popcanas, singkatan dari Pekan Olahraga Pelajar Cacat Nasional, istilah yang digunakan pada masa itu. Pencetusnya adalah Raden Isnanta, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Bagian Perencanaan Ditjen Olahraga Kementerian Pendidikan. Latar belakang pendirian Popcanas adalah untuk membangun kesempatan dan kesetaraan berkompetisi bagi pelajar disabilitas.

Jakarta menjadi kota penyelenggaraan Popcanas pertama kali, dan ajang ini diselenggarakan rutin dua tahun sekali. Pada tahun 2013, bertepatan dengan penyelenggaraan Popcanas keenam, nama ajang ini berubah menjadi Peparpenas, yang digunakan hingga sekarang.

Cabang Olahraga di Peparpenas

Dalam Peparpenas, terdapat beberapa cabang olahraga yang umumnya dipertandingkan bagi atlet tingkat pelajar penyandang disabilitas. Berikut beberapa cabang olahraga yang diperlombakan:

  1. Atletik (Para Atletik) Cabang ini mencakup berbagai nomor seperti race running, tolak peluru, cakram, lempar lembing, panahan, estafet, slalom, lari cepat, maraton, dan balap kursi roda. Klasifikasi dan peraturan dalam cabang ini merujuk pada standar dari International Paralympic Committee (IPC).
  2. Renang (Para Renang) Cabang renang menggunakan klasifikasi sesuai dengan disabilitas fungsional agar pertandingan menjadi kompetitif. Klasifikasi terdiri dari:

S/SB11-13: Untuk atlet dengan gangguan penglihatan.

S/SB14: Untuk atlet dengan disabilitas intelektual.

S1-S10/SB1-SB9/SM1-SM10: Untuk atlet dengan disabilitas fisik.

  1. Tenis Meja Pertandingan tenis meja terbagi menjadi 11 klasifikasi berdasarkan kemampuan dan kondisi fisik atlet, termasuk untuk yang menggunakan kursi roda, berdiri, dan penyandang disabilitas intelektual.
  2. Boccia Pertandingan boccia terdiri dari permainan individu, pasangan, dan tim. Klasifikasi atlet berdasarkan gangguan disabilitas mereka dengan kode BC1-BC5.
  3. Catur Pertandingan catur terbagi menjadi tiga nomor yaitu terdiri dari catur standar, catur cepat, dan catur kilat, dengan kelas sesuai jenis disabilitas.
  4. Bulu Tangkis Pertandingan bulu tangkis terdiri dari 5 kelas, termasuk untuk atlet yang menggunakan kursi roda dan yang memiliki keterbatasan fisik atau tinggi badan.
  5. Menembak Cabang olahraga menembak terbagi menjadi dua kelas utama sesuai klasifikasi IPC: SH1 dan SH2.

SH1: Atlet dapat menembak tanpa bantuan penopang senjata.

SH2: Atlet membutuhkan bantuan penopang senjata karena keterbatasan lengan atas.

Peparpenas dapat menjadi sarana bagi pelajar yang memiliki bakat olahraga untuk meraih prestasi. Selain itu, ajang ini juga berfungsi sebagai penyaringan atlet muda untuk memperoleh pendampingan agar menjadi atlet profesional.